Welcome to Widodo's Blog

Membaca untuk mengambil hikmat
Merenung agar bisa lebih bijak
Memahami supaya tak salah menerima

Laman Utama

Jumat, 04 Oktober 2013

Mengenal Kristus




Bahan Renungan: Markus 1
            Mengenal seseorang tidaklah sama dengan ketika kita mengenal suatu barang. Suatu barang dikenal dari spesifikasi atau kriteria khusus yang melekat padanya. Itu berarti barang-barang yang sejenis akan punya sifat yang sama. Akan tetap sama pengenalannya barang satu dengan yang lain asal sejenis. Lain halnya dengan mengenal manusia. Meskipun satu keturunan, saudara atau satu keluarga, belum tentu memiliki sifat yang sama. Masing-masing kita dikaruniai oleh Allah keunikan yang tidak dimiliki oleh orang lain, sekalipun itu saudara sekandung. Keunikan itulah yang membedakan kita dengan orang lain. Keunikan itu bisa berupa: sifat, karakter, kepribadian, kebiasaan, cara pandang, keadaan fisik, talenta, bakat, pendidikan, cara bersikap atau tingkah laku, dll. Semua itu yang membentuk kita menjadi satu pribadi yang unik.
            Satu lagi yang menarik, bahwa pengenalan seorang terhadap orang lain bersifat subyektif. Artinya, satu orang yang sama akan dikenal secara berbeda tergantung sudut pandang orang terhadap orang itu. Hal itu juga yang ingin disampaikan Markus dalam kitab Injilnya. Markus seakan secara sengaja menampilkan tokoh-tokoh secara bergantian di awal kitabnya tentang bagaimana cara pandang tokoh-tokoh tersebut dalam pengenalan mereka tentang Kristus.
Tokoh-tokoh itu seperti: Yohanes Pembaptis, Murid-muridNya, Setan, Ibu Mertua Simon, Orang sakit kusta dan orang banyak.

1. Yohanes Pembaptis

            Dia mengenal Kristus karena imannya kepada Allah yang telah mengutusnya. Awalnya dia tidak tahu siapa Kristus Yesus, selain sebagai saudaranya saja, sampai dia membaptisNya di sungai Yordan. Pernyataan Allah terhadap Yesus, AnakNya, inilah yang mempengaruhi pengenalan Yohanes Pembaptis terhadap Yesus. Sebagai perintis jalan bagi datangNya Mesias, Sang Kristus, tentulah ia menyadari keberadaan dirinya sebagai hamba yang tak lebih dari tuannya. Yang terpenting baginya adalah berita keselamatan yang diberitakan dan Yesus sebagai sang juru selamatlah yang ia beritakan. Bukan dirinya. Ia mau tenggelam dalam panggilannya itu asalkan Yesus makin dikenal bukan pamor dirinya. Yesus adalah Anak Allah yang diperkenan oleh Allah untuk menyatakan kehendakNya bagi keselamatan umat manusia.
            Menjadi bukan yang utama atau pertama tidaklah mudah. Kita terbiasa untuk berkompetisi untuk mencapai yang pertama, lebih unggul, dan lebih dikenal. Namun demikian, kerelaan Yohanes Pembaptis ini tentulah didasari oleh kesadaran akan panggilan hidupnya. Bukan dirinya sendiri yang ia saksikan, namun Kristus yang akan datang yang ia beritakan.
            Konsep tentang panggilan hidup kita akan sangat berpengaruh terhadap pengenalan kita akan Kristus. 

bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post