Bahan Renungan: Markus 1
Mengenal
seseorang tidaklah sama dengan ketika kita mengenal suatu barang. Suatu barang
dikenal dari spesifikasi atau kriteria khusus yang melekat padanya. Itu berarti
barang-barang yang sejenis akan punya sifat yang sama. Akan tetap sama pengenalannya
barang satu dengan yang lain asal sejenis. Lain halnya dengan mengenal manusia.
Meskipun satu keturunan, saudara atau satu keluarga, belum tentu memiliki sifat
yang sama. Masing-masing kita dikaruniai oleh Allah keunikan yang tidak
dimiliki oleh orang lain, sekalipun itu saudara sekandung. Keunikan itulah yang
membedakan kita dengan orang lain. Keunikan itu bisa berupa: sifat, karakter,
kepribadian, kebiasaan, cara pandang, keadaan fisik, talenta, bakat,
pendidikan, cara bersikap atau tingkah laku, dll. Semua itu yang membentuk kita
menjadi satu pribadi yang unik.
Satu lagi
yang menarik, bahwa pengenalan seorang terhadap orang lain bersifat subyektif.
Artinya, satu orang yang sama akan dikenal secara berbeda tergantung sudut pandang
orang terhadap orang itu. Hal itu juga yang ingin disampaikan Markus dalam
kitab Injilnya. Markus seakan secara sengaja menampilkan tokoh-tokoh secara
bergantian di awal kitabnya tentang bagaimana cara pandang tokoh-tokoh tersebut
dalam pengenalan mereka tentang Kristus.
Tokoh-tokoh itu seperti: Yohanes Pembaptis, Murid-muridNya,
Setan, Ibu Mertua Simon, Orang sakit kusta dan orang banyak.
1. Yohanes Pembaptis
Dia mengenal
Kristus karena imannya kepada Allah yang telah mengutusnya. Awalnya dia tidak
tahu siapa Kristus Yesus, selain sebagai saudaranya saja, sampai dia
membaptisNya di sungai Yordan. Pernyataan Allah terhadap Yesus, AnakNya, inilah
yang mempengaruhi pengenalan Yohanes Pembaptis terhadap Yesus. Sebagai perintis
jalan bagi datangNya Mesias, Sang Kristus, tentulah ia menyadari keberadaan
dirinya sebagai hamba yang tak lebih dari tuannya. Yang terpenting baginya
adalah berita keselamatan yang diberitakan dan Yesus sebagai sang juru selamatlah
yang ia beritakan. Bukan dirinya. Ia mau tenggelam dalam panggilannya itu asalkan
Yesus makin dikenal bukan pamor dirinya. Yesus adalah Anak Allah yang diperkenan
oleh Allah untuk menyatakan kehendakNya bagi keselamatan umat manusia.
Menjadi
bukan yang utama atau pertama tidaklah mudah. Kita terbiasa untuk berkompetisi
untuk mencapai yang pertama, lebih unggul, dan lebih dikenal. Namun demikian,
kerelaan Yohanes Pembaptis ini tentulah didasari oleh kesadaran akan panggilan
hidupnya. Bukan dirinya sendiri yang ia saksikan, namun Kristus yang akan
datang yang ia beritakan.
Konsep
tentang panggilan hidup kita akan sangat berpengaruh terhadap pengenalan kita
akan Kristus.
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar